Bekam Adalah Pengobatan Paling Baik
Diriwayatkan secara shohih bahwa Nabi saw. berbekam ketika sakit. Beliau pernah berbekam pada beberapa bagian di tubuhnya. Beliau pernah berbekam di tengkuk dan di bagian lain, sesuai kondisi. Beberapa bagian tubuh yang pernah dibekam adalah pertengahan kepala, tengkuk (kâhil), dua otot di samping leher (akhda‘ain), kedua pinggul (warikain), punggung telapak kaki, dan beberapa bagian lainnya.
Nabi saw., kekasih Alloh Ta'ala, ketika mengalami sakit, Alloh membimbing beliau untuk menjalani pengobatan paling baik dan paling ideal.
Rosululloh saw. bersabda :
“Sebaik-baik pengobatan yang kalian gunakan adalah bekam.”341)
Beliau juga bersabda : “Pengobatan paling utama yang kalian gunakan adalah bekam.”342)Beliau juga bersabda : “Sesungguhnya pengobatan paling ideal yang kalian gunakan adalah bekam.”343)Beliau saw., juga bersabda : “Jika ada kebaikan dalam pengobatan yang kalian gunakan, maka itu terdapat dalam bekam.”344)
Bekam, sekalipun merupakan metode pengobatan paling klasik (atau paling kuno) sebagaimana telah saya sebutkan, dan memang demikianlah keadaannya, namun ia merupakan resep pengobatan yang dipesankan oleh para malaikat kepada Nabi saw. dan umatnya. Jangan ada orang yang mengatakan bahwa ini metode pengobatan kuno, maka hanya bisa mengobati penyakit-penyakit kuno saja!!
Pernyataan seperti ini keliru, mengandung kesalahan besar, karena bekam adalah pengobatan untuk umat Muhammad saw. Barangsiapa termasuk umat Muhammad saw, maka akan mendapatkan khasiat kesembuhan dalam bekam. Rosululloh saw. telah bersabda : “Pada malam aku diisro’kan, aku tidak berlalu di hadapan sekelompok malaikat, kecuali mereka itu mengatakan, ‘Wahai Muhammad, perintahkan umatmu supaya berbekam!”345)
Ketika melihat bekam dari aspek kesembuhan, Rosululloh saw. mendapati metode pengobatan ini mengandung segala kebaikan. Beliau pun bersabda : “Kesembuhan itu terdapat dalam tiga hal, yakni minuman madu, sayatan alat bekam, dan kay dengan sundutan api. Tetapi aku melarang umatku berobat dengan kay.”346)Ketika memperbandingkan bekam dengan berbagai metode pengobatan lain, beliau bersabda : “Jika dalam pengobatan kalian terdapat penyembuhan, maka itu terdapat dalam sayatan alat bekam, atau sundutan dengan api, tetapi aku tidak suka berobat dengan kay (sundutan api).”347)
Beliau saw. juga bersabda : “Jibrîl mengabarkan kepadaku bahwa bekam merupakan metode pengobatan paling bermanfaat yang digunakan oleh manusia.”348)Semua ini hanyalah pemahaman yang bisa kita ambil dari sabda Nabi saw.
Namun, ketika penulis mempraktikkannya, penu-lis mendapati keajaiban yang menakjubkan. Penulis mendapati hal-hal yang sulit dipercaya, kecuali oleh hati yang dipenuhi dengan keyakinan, sehingga ia tidak mampu berkata selain, “Anda benar, wahai Rosululloh saw., tentang apa yang Anda beritakan.”Banyak penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan metode pengobatan modern, para dokter tidak menemukan pengobatannya kecuali dengan menggunakan metode peng-obatan Nabawi, di antaranya adalah bekam.
Kaum muslimin telah melihat berbagai keajaiban dalam penggunaan metode pengobatan Nabawi. Orang-orang non muslim juga telah melihat hal yang sama. Berikut ini adalah seorang pria Yahudi berkebang-saan Amerika. Ia sakit.
Setelah sekian lama berkeliling mencari pengobatan dengan metode modern -penyakit yang dideritanya adalah kanker tulang-, para dokter menyarankan kepadanya, “Tidak ada alternatif bagi Anda selain operasi pengangkatan atau suntikan kimiawi.” Maka, ia beralih kepada metode pengobatan Nabawi. Tak lama, ia pun mendapatkan kesembuhan dari Alloh. Ia pun menyatakan keislamannya. Demikianlah, bekam telah menjadi sebab kesembuhan penyakit badan, bahkan juga menjadi kesembuhan bagi penyakit hati. Benarlah sabda Rosululloh saw.
Cat:
341) Musnad Imâm Ahmad, dishohihkan oleh Al-Albânî v dalam Ash-Shohîhah (1053).
342) Muttafaqun ‘alaih : Bukhôrî (5696) dan Muslim (1577) dengan redaksi bermiripan.
343) Muttafaqun ‘alaih : Bukhôrî (5696) dan Muslim (1577) dengan redaksi bermiripan.
344) Shohîh Sunan Abî Dâwud, Syaikh Al-Albânî v (II/731).
345) Shohîh Sunan Ibni Mâjah dan Shohîhu `l-Jâmi‘ (5671).
346) Shohîhu `l-Bukhôrî (5681).
347) Shohîhu `l-Bukhôrî (5704).
348) Shohîhu `l-Jâmi‘ (218) dan Syaikh Al-Albânî berkata, “Shohih”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar